Salah satu faktor pendorong tumbuhnya
bisnis baru, terutama bagi pebisnis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah karena
pemanfaatan bisnis online semakin meningkat.
Selain berbiaya rendah, juga dinilai efektif dalam menjangkau pelanggan baru. Efektifitas terjadi
karena peningkatan layanan Internet, diikuti dengan makin maraknya pasar gadget Android yang semakin murah harganya
dan bisa untuk berselancar di dunia maya dengan kecepatan tinggi.
Para wirausahawan di bidang UMKM
pun menemukan cara-cara baru untuk membangun bisnisnya melalui konvergensi teknologi
e-Commerce dengan jejaring social media. Pertumbuhan bisnis ritel online semakin bersinar dari tahun ke tahun,
tercatat pada tahun 2003 belanja ritel online senilai USD 55,7 milyar dan pada tahun2007
berhasil menembus angka USD 125.1 milyar di Amerika Serikat. Indonesia dengan populasi 240 juta orang merupakan
pasar yang potensialnya sangat besar bagi pertumbuhan UMKM, mengingat seperempat populasinya
sudah terhubung melalui Internet dalam jejaring social media, seperti misalnya Facebook, Twitter, dsb. Bahkan saat ini
ada pebisnis jual-beli online di Indonesia
yang berhasil meraup omzet lebih dari Rp 1 Triliun per bulannya. Artinya, ke depan
penerapan strategi pemasaran online untuk
sektor UMKM menjadi semakin signifikan. Jika ingin sukses dalam bisnis UMKM dengan menerapkan
strategi pemasaran online, berikut ini
tips yang mungkin bisa dipergunakan.
Kenalilah dengan baik segmen pasar
yang ingin dimasuki. Pertumbuhan UMKM saat ini di Indonesia yang terbesar pada sektor jasa
perdagangan, perhotelan, restoran, dsb. Walau
skala bisnisnya mikro-kecil dan menengah, namun segmen pasar UMKM bisa sangat bervariasi.
Artinya, tidak hanya segmen bawah saja, namun juga bisa membidik segmen menengah
dan atas. Sebagai contohnya, produk-produk gaya hidup fashion dan kerajinan tradisional berkualitas tinggi serta bisnis boutique hotel & café dengan segmen gaya
hidup menengah ke atas.
Pengelolaan sumber daya yang akurat.
Secara umum bisnis UMKM tidak membutuhkan modal awal, alokasi SDM dan investasi yang relatif besar. Perlu dicatat di masa mendatang pebisnis
diharapkan mampu mendayagunakan keahliannya dengan dukungan sumber daya yang terbatas. Pengelolaan jejaring social media secara efektif dan efisien dapat untuk mempromosikan
produk-produknya,serta mengantisipasi kemauan pasar yang cepat berubah.
Pilihlah teknologi social media yang
paling cocok. Adanya teknologi Web 2.0
membuat pebisnis UMKM semakin dimudahkan dengan cara ‘etalase’
online, sehingga selain jangkauan menjadi
lebih luas, pelanggan pun dapat langsung ngobrol
dengan ‘penjaga toko’ online-nya,
baik melalui e-mail, SMS, dan chatting.
Pemilihan jenis social media harus disesuaikan
kebutuhan, misalnya apakah pebisnis UMKM cukup membuat Fans Page Facebook guna membangun loyalitas pelanggan lama atau pun
melakukan update promosi harga dengan
cepat dan singkat melalui Twitter; semuanya disesuaikan dengan tipe informasi yang
ingin disajikan kepada pelanggan.
Membangun kepedulian terhadap komunitasnya.
Trik pemasaran UMKM dapat memakai strategi word-of-mouth
atau pemasaran sistem ‘getok-tular’ dimulai dari teman-teman, kerabat sampai dengan komunitas sosial lainnya.
Dalam hal ini, pebisnis dapat membentuk suatu komunitas dalam jejaring social media sesuai dengan profil atau segmen
pasar yang dibidik. Tindakan dapat dilakukan melalui media Blog, di mana para pelanggan dan pebisnis dapat saling berbagi
informasi dan berdiskusi, membicarakan manfaat produk-produk yang ditawarkan.
Membangun profil bisnis UMKM seperti magnet. Dewasa ini banyak
pebisnis memajang profilnya baik di Facebook, Twitter, Youtube, LinkedIn, dsb. Bila dicermati, belum banyak yang
memiliki ‘daya magnet’ kuat, akibatnya pelanggan enggan mampir kembali mengunjungi situs online tersebut untuk memberikan input positif bagi perusahaan. Dalam
hal ini, branding produk yang kuat disertai keahlian
dalam meng-explore kisah nyata bagaimana
‘meng-invent’ suatu produk atau jasa,
menarik untuk diceritakan kembali dan menjadi bahan perbincangan.
Konten yang gampang diakses dan dibagikan.
Beberapa trik sarana pengelolaan situs dapat dilakukan dengan memanfaatkan disain
buttons, widgets, badges, RSS icon, karena
secara psikologis pelanggan lebih menyukai konten yang user-friendly ketimbang konten yang nampaknya informasinya lengkap,
tapi aksesnya bagi pelanggan dirasakan complicated.
Selain itu, konten yang mudah di-share oleh
pelanggan, secara tidak langsung merupakan
sarana promosi efektif yang murah dan penting bagi bisnis UMKM.
Peliharalah hubungan erat dengan
target market. Dalam konsep pemasaran UMKM, pemilihan target market yang tepat bersifat kritikal.
Artinya bila salah pilih, dapat berakibat fatal bagi pencapaian target penjualan.
Mempertahankan pelanggan pertama, menjadi bagian vital bagi kelangsungan bisnis
UMKM, karena ujung-ujungnya pebisnis harus berhadapan dengan manusia yang ingin
mencoba membeli produk, sebelum beralih menjadi pelanggan setia. Dalam hal ini diperlukan
customer service yang terampil berkomunikasi
dan bersahabat sebagai ujung tombak perusahaan.
Mengubah friends dan followers dalam
jejaring social media menjadi pelanggan setia. Ada beberapa alasan bagi
seseorang untuk add menjadi teman atau
pengikut dalam jejaring social media.
Ada yang meminta di-add karena benar-benar
tertarik menggunakan jasa yang ditawarkan.
Namun ada pula yang sekedar iseng atau ingin menawarkan jasalainnya, ataupun pesaing
yang ingin memata-matai aktivitas bisnis. Penawaran membership program
yang membedakannya dengan benefit
yang diperoleh non-member bisa membuat pelanggan menjadi setia.
Memonitor dan mengukur tingkat kesuksesan
sarana social media secara berkala. Perlu dicatat di sini bahwa social media merupakan salah satu sarana
dalam kegiatan pemasaran. Sehingga keefektifan program-program yang ditawarkan perlu diukur, tidak hanya berdasarkan
keberhasilan dalam menggaet dan meningkatkan jumlah member saja. Tetapi perlu juga diukur parameter lainnya, misalnya pencapaian
target penjualan dan kualitas feedback dari member dan pelanggan. Hasil pengukuran ini dapat digunakan sebagai bahan
masukan untuk menentukan langkah strategi pemasaran selanjutnya.
(Dimuat dalam Harian Bisnis Indonesia, 15 Mei 2013)